Sabtu, 24 Desember 2016

KH Hasan Basri

Kiai Haji Hasan Basri lahir di Muarateweh, Kalimantan Tengah pada 20 Agustus 1920. Ayahnya bernama Muhammad Darun dan Ibunya bernama Fatmah. Pada tahun 1928, ia bersekolah di Volksschool (sekolah desa) dan sore harinya ia bersekolah di Diniyah Awwaliyah. Pada tahun 1938, ia lulus madrasah tsanawiyah di Banjarmasin. Setamat dari Tsanawiyah, ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Zuama Muhammadiyah (Sekolah kader dan Ulama Islam) di Yogyakarta. Di sekolah ini, ia di bina oleh tokoh-tokoh Islam, seperti KH Mas Mansur, KH Farid Ma'ruf, Prof. Kahar Muzakir, KH Baidawi, dan Buya A.R. Sutan Mansur.
Setamatnya dari sekolah ini, ia kembali ke Banjarmasin. Pada tahun 1945, ia diangkat pemerintah Jepang sebagai kadi ( kepala kantor urusan agama) di Muarateweh. Setelah itu, ia banyak terlibat dalam perjuangan politik hingga Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949. Atas jasanya, ia diangkat sebagai anggota veteran RI.
Pada tahun 1950- 1955, Hasan Basri menjadi anggota DPR RIS di Jakarta dengan mewakili daerah Kalimantan Selatan. Pada Pemilu 1955, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR dari Partai Masyumi. Ketika DPR dibubarkan pada tahun 1960, Hasan Basri kembali menekuni bidang dakwah sebagai khatib dan mubalig. Ia menjabat sebagai ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada tahun 1985 hingga wafatnya 8 November 1998.
Cukup sekian ulasan yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.
Terimakasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar