Beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. adalah keharusan bagi seorang muslim yang meyakini-Nya sebagai pencipta alam semesta, yang Maha luas ilmu-Nya, maha besar dalam karunia dan kekuasaan-Nya. Secara etimologi, qada memiliki banyak pengertian, diantaranya penetapan, perintah, dan pemberitaan. Imam az-Zuhri mengatakan bahwa qada secara etimologi memiliki banyak arti. Semua pengertian yang berkaitan dengan qada kembali kepada makna kesempurnaan. Adapun qadar secara etimologi berasal dari kata qaddara, yuqaddiru, taqdi ran yang berarti penentuan.
Secara terminologi, qada adalah pengetahuan yang lampau, yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Adapun qadar adalah terjadinya suatu ciptaan yang sesuai dengan penetapan (qada). Makna beriman kepada qadar adalah membenarkan bahwa yang terjadi baik dan buruk itu adalah atas qada dan qadar Allah Swt. Banyak orang salah memahami persoalan takdir dan salah mengambil sikap dalam bertawakal karena melupakan sebab-sebab. Mereka hanya melihat hasil akhir tanpa melihat proses. Padahal, sebab akibat merupakan salah satu qada Allah Swt.
Selanjutnya akan dibahas tentang hubungan qada dan qadar dengan ikhtiar. Iman kepada qada dan qadar berarti percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. Sejak sebelum ia dilahirkan. Hubungan antara qada dan qadar dengan ihktiar, para ulama berpendapat bahwa takdir itu ada dua macam, yaitu takdir mu'allaq dan takdir mubram. Takdir mu'allaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia, dan takdir mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia.
Selanjutnya, ada hikmah beriman kepada qada dan qadar berikut ini.
Hikmah beriman kepada qada dan qadar :
1. Jalan yang membebaskan dari kesyirikan.
2. Menjadikan seseorang istiqamah.
3. Menjadikan seseorang selalu berhati-hati.
4. Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar.
5. Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa.
6. Memupuk sifat optimis dan giat bekerja.
7. Menenangkan jiwa.
8. Memiliki hati yang qanaah dan 'iffah atau kemuliaan diri.
9. Memiliki cita-cita yang tinggi, yaitu menganggap kecil apa yang bukan akhir dari perkara-perkara yang mulia.
10. Bertekad dan bersungguh-sungguh dalam berbagai hal.
11. Bersikap adil, baik pada saat senang maupun susah.
12. Selamat dari kedengkian dan penentangan.
Cukup sekian pemaparan yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.
Terimakasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar