Rabu, 07 Desember 2016

BK Pilihanku

Nama saya Dewi Rahmah, biasa dipanggil dengan sebutan Dewi. Saya tinggal bersama kedua orangtua, satu adik laki-laki dan satu kakak perempuan tepatnya daerah Baros. Tahun 2016 tepatnya ditahun ini saya lulus SMA. Saya lulusan dari SMA Negeri 1 Pandeglang, dan kini dengan mengucap rasa syukur alhamdulillah saya telah menjadi mahasiswi baru Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di jurusan Bimbingan dan Konseling angkatan ke-3. Saya bangga kepada diri saya sendiri karena saya merupakan salah satu dari orang-orang beruntung lainnya bisa terpilih masuk ke dalam Perguruan Tinggi Negeri Untirta khususnya dalam jurusan Bimbingan dan Konseling di tahun ini, dan bisa mengalahkan belasan ribu calon mahasiswa yang bersama-sama bersaing tapi dengan sangat di sayangkan usaha mereka belum membuahkan hasil bagus seperti apa yang telah mereka harapkan. Dan saya percaya semua yang telah terjadi itu merupakan keputusan dari yang maha kuasa. Mungkin sama halnya seperti yang telah saya dapatkan sekarang, yang sebelumnya sejak masih duduk di bangku SMA saya punya harapan bisa masuk ke Perguruan Tinggi dengan pilhan jurusan BK dan akhirnya saya bisa dapatkan harapan dan kesempatan emas itu. Tujuan utama saya memilih dan masuk ke dalam jurusan Bimbingan dan Konseling ini karena saya ingin menjadi seorang konselor profesional yang dikenal oleh masyarakat luas, terutama masyarakat yang sebagian belum mengetahui makna dari bimbingan dan konseling itu sendiri. Ingin rasanya setelah saya lulus kuliah nanti dan memiliki gelar konselor di belakang nama, saya ingin bisa membantu dan bisa memecahkan setiap masalah yang sedang di alami oleh setiap orang dan bisa membuat orang tersebut merasanya nyaman, dan saya juga ingin memperkenalkan dunia Bimbingan dan Konseling ke sebagian masyarakat yang tidak mengetahuinya.
Tetapi sungguh sangat disayangkan, banyak masyarakat yang sebelumnya sudah mengetahui bimbingan dan konseling tapi banyak dari mereka khususnya dalam lingkup sekolah yang salah memaknai dari makna dan tujuan sebenarnya dari bimbingan dan koseling itu sendiri. Dalam lingkup sekolah, terdapat guru BK yang konon katanya disebut sebagai polisi sekolah yang setiap kali ada razia atau siswa bermasalah lainnya guru BK terlibat dalam kegiatan tersebut. Tapi sunggug hal itu tidak seburuk yang telah ditafsirkan oleh sebagian masyarakat atau kalangan pelajar yang salah menilai dari sisi BK.
Sepengetahuan saya, tugas seorang konselor ataupu sosok guru bk itu memfasilitasi dan memberi pelayanan kepada konseli maupun kalangan siswa itu sendiri yang memberi titik terang dari puncak permasalahan yang berusaha untuk dipecahkan dan dicari jalan keluar terbaik yang seharusnya dilakukan agar menghasilkan keputusan paling tepat dan bisa membuat seseorang itu merasa nyaman dengan tetap mengikuti penempatan karakteristik seorang konselor atau guru bk yang mampu menenangkan dan meyakinkan kepada seseorang untuk bisa memilih keputusannya sendiri secara matang tetapi tetap dalam pelayanan seorang konselor yang pastinya mengarah ke dalam hal positif yang bermakna baik dan membuat seseorang merasanya nyaman dengan keputusan yang telah dipilihnya tersebut.
Dalam lingkup kehidupan, seorang konselor maupun guru BK mempunyai peran aktif dalam membantu dan memberikan pelayanan seseorang yang mengalami kendala dalam menghadapi masalah yang sulit untuk dipecahkan sendiri, dan berusaha membimbing seseorang untuk bisa membuat keputusan sendiri dengan fikiran yang dingin dan hati yang tenang.
Mungkin hanya itu yang bisa saya sampaikan, sekian dan terimakasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar